Rini meyakini kinerja ini akan membaik setelah penyesuaian harga jual yang baru dan beberapa kontrak akan tender ulang.
Menilik balance-sheet per 31 Maret 2023, jumlah aset SBMA merosot tipis menjadi Rp269,06 miliar dari akhir 2022. Jumlah utang (liabilitas) melandai di level Rp56,95 miliar, sedangkan modal bersih (ekuitas) tumbuh menjadi Rp212,11 miliar.
Rini memproyeksikan kebutuhan akan gas industri terus meningkat, seiring pertumbuhan fasilitas produksi yang dimiliki perseroan.
"Dengan adanya ASP (Air Separation Plant) baru, SBMA diharapkan dapat meningkatkan produksi hingga lima kali lipat," tandasnya.
(DES)