Lebih jauh, permintaan bijih nikel juga terus mengalami peningkatan, terutama karena adanya industri pengolahan atau smelter.
"Adanya industri baterai nasional seiring tumbuhnya Smelter dengan teknologi Hydrometalurgi akan meningkatkan kinerja perusahaan dengan diserapnya Nikel kadar rendah yg diproduksi perseroan. Ini yang kita harapkan bersama," ujar Ruddy dalam keterangan tertulis, Kamis (15/7/2021).
Stabilnya industri pengolahan atau smelter, oleh Ruddy dinilai sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. Dirinya yakin permintaan bijih nikel dengan kadar tinggi akan meningkat, terlebih disusul dengan ekspansi di daerah-daerah yang dekat dengan tambang perseroan.
"Tentu kita optimis perkembangan ke depan itu kebutuhan ore nikel bisa melebihi 7-8 juta ton per bulan," kata dia.
Ruddy optimis bahwa dengan eksplorasi tambang yang gencar dilakukan, perusahaannya dapat menyimpan setidaknya lebih dari 28juta ton bijih nikel.