Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk mencari saham undervalued, antara lain:
* Analisis Fundamental: Metode analisis ini melibatkan pengecekan laporan keuangan dan kinerja bisnis perusahaan untuk mengetahui apakah harga saham yang ditawarkan di bursa saham sebanding dengan nilai intrinsik perusahaan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam analisis fundamental meliputi laba bersih, arus kas, pertumbuhan pendapatan, keuntungan bersih, dan rasio keuangan.
* Analisis Teknikal: Metode analisis ini menggunakan data harga saham historis dan grafik untuk menganalisis pergerakan harga saham di masa lalu dan membuat prediksi tentang pergerakan harga saham di masa depan. Beberapa indikator teknikal yang digunakan dalam analisis teknikal meliputi moving average, RSI, MACD, dan stochastics.
* Screener Saham: Screener saham adalah software atau website yang digunakan untuk memilih saham berdasarkan kriteria yang diinginkan, seperti rasio harga-keuntungan, rasio harga-buku, dan rasio harga-kas. Dengan menggunakan screener saham, investor bisa memfilter saham-saham yang memiliki nilai intrinsik yang tinggi dan dijual dengan harga yang lebih rendah dari nilai intrinsiknya.
* Mengikuti Berita Perusahaan: Investor bisa mengikuti berita terkait perusahaan dan industri yang dijalankan oleh perusahaan tersebut. Dengan mengikuti berita perusahaan, investor bisa mengetahui kondisi perusahaan yang sedang dihadapi dan bisa mencari saham undervalued berdasarkan kondisi perusahaan tersebut.
Dalam mencari saham undervalued, investor perlu memperhatikan beberapa faktor penting, seperti kinerja bisnis perusahaan, potensi pertumbuhan, prospek industri, dan stabilitas keuangan perusahaan.
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, investor bisa menemukan saham undervalued yang potensial untuk diinvestasikan.
Risiko Investasi di Saham Undervalued
Meskipun investasi di saham undervalued memiliki potensi keuntungan yang besar, namun seperti investasi lainnya, ada juga risiko yang perlu dipertimbangkan oleh investor. Beberapa risiko yang mungkin terjadi dalam investasi saham undervalued antara lain:
* Risiko likuiditas: Saham undervalued seringkali memiliki tingkat likuiditas yang rendah di pasar, sehingga sulit untuk menjual saham ketika investor membutuhkan dana cepat.
* Risiko volatilitas: Saham undervalued seringkali merupakan saham yang tidak stabil dan cenderung memiliki fluktuasi harga yang tinggi, sehingga investor perlu memperhatikan faktor risiko volatilitas dalam melakukan investasi.
* Risiko perusahaan: Investasi saham undervalued berarti investor berinvestasi dalam perusahaan yang mungkin memiliki masalah dalam kinerja bisnisnya atau menghadapi masalah keuangan. Oleh karena itu, investor perlu memperhatikan kondisi perusahaan dan memahami risiko yang terkait dengan investasi tersebut.
* Risiko pasar: Pergerakan pasar dan faktor ekonomi makro bisa mempengaruhi kinerja saham undervalued. Oleh karena itu, investor perlu memantau kondisi pasar dan faktor ekonomi makro untuk memahami risiko pasar yang terkait dengan investasi saham undervalued.
* Risiko kebijakan: Perubahan kebijakan pemerintah atau perubahan peraturan di industri tertentu bisa mempengaruhi kinerja perusahaan dan harga saham undervalued. Oleh karena itu, investor perlu memperhatikan faktor risiko kebijakan dalam melakukan investasi di saham undervalued.