Sementara itu, jumlah pelanggan seluler XL Axiata meningkat tipis menjadi 58,8 juta, dibandingkan 58,6 juta pada kuartal sebelumnya.
“Perusahaan mengaitkan ARPU yang stagnan pada kuartal IV-2024 dengan persaingan yang ketat, lemahnya daya beli pelanggan dan konsumsi data yang lebih rendah dari pelanggan dengan ARPU yang lebih tinggi,” tutur Bob.
Bob membaca EXCL memilih strategi monetisasi yang lebih terlokalisasi dibandingkan dengan penyesuaian harga menyeluruh. Ini berlangsung dalam menghadapi persaingan yang agresif, di mana operator lain terus menawarkan kartu SIM murah untuk mengakuisisi pelanggan.
Sementara untuk segmen fixed broadband (FBB), perusahaan memprioritaskan peningkatan penetrasi pasar dibandingkan menawarkan paket dengan harga yang terlalu rendah.
Prospek merger dengan FREN
Salah satu agenda strategis XL Axiata saat ini adalah proses merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Proses ini masih berjalan sesuai rencana dan diperkirakan rampung pada semester pertama 2025.