Keduanya menilai, Mitratel diprediksi akan terus mengejar penambahan menara secara anorganik dan semakin perluasan cakupan serat optiknya.
Berdasarkan dokumen Info Memo Mitratel, dengan jumlah total menara sebanyak 38.014 menara yang telah dimiliki, MTEL mempertahankan posisi sebagai pemilik menara terbanyak di Asia Tenggara. Jumlah menara itu naik 7,3% dari tahun sebelumnya 35.418 menara, dengan sebaran mencapai 42% di Jawa dan 58% di luar Jawa.
Sedangkan berdasarkan segmen kolokasi, jumlah tenant juga meningkat signifikan 16,9% menjadi 19.395 tenant dari sebelumnya 16.588 tenant. Maka rasio sewa (tenancy ratio) Mitratel meningkat 0,04 persentase poin (ppt) menjadi 1,51 kali dibandingkan dengan tahun sebelumnya 1,47 kali.
Analis juga memprediksi angka rasio sewa ini akan terus meningkat, sejalan agenda besar operator telekomunikasi ke luar Jawa setelah melakukan konsolidasi. Mereka memerlukan infrastruktur menara dan fiber bukan hanya untuk memperluas coverage juga meningkatkan kualitas koneksi internet.
Tabel. Pertumbuhan Operasional Mitratel (Tenant)
Indikator |
2023 |
2022 |
% |
Tower |
38.014 |
35.418 |
7,3 |
Kolokasi |
19.395 |
16.588 |
16,9 |
Tenant |
57.409 |
52.006 |
10,4 |
Reseller |
2.818 |
2.818 |
0,0 |
Tenant, Inc Reseller |
60.227 |
54.824 |
9,9 |
Tenancy Ratio (X) |
1,51 |
1,47 |
0,04 ppt |
Fiber (Km) |
32.521 |
16.641 |
95,4 |
Sumber: Info Memo Mitratel
Sementara itu, analisis lain dari BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) menilai pencapaian pendapatan dan EBITDA Mitratel yang masing-masing Rp8,59 triliun (+11,2%) dan Rp6,92 triliun (+12,7%) masih selaras dengan proyeksi BRIDS dan konsensus. Secara operasional, MTEL dinilai akan menguat dengan strategi akuisisi menara, peningkatan kolokasi, built to suit, dan penambahan akuisisi fiber optik.