Seiring kebijakan tersebut, BEEF mulai masuk ke bisnis sapi perah dan produk turunannya atas dorongan pemerintah guna mendukung pemenuhan kebutuhan gizi nasional.
Saham-saham lain seperti PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM), PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK), dan PT Indo Boga Sukses Tbk (IBOS) juga membukukan reli tiga digit. Namun, kenaikan tajam tersebut belum cukup mengangkat indeks sektor secara signifikan lantaran bobotnya yang relatif kecil.
Sebaliknya, saham-saham consumer besar justru mengalami tekanan. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) turun 8,57 persen YtD, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) terkoreksi 20,52 persen, sementara PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) melemah 25,72 persen.
Tekanan juga dialami PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), hingga PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) yang ambles lebih dari 20 persen sepanjang tahun berjalan.
Subsektor rokok menunjukkan kinerja yang relatif lebih stabil, meski tetap tertinggal dari IHSG. PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) mencuri perhatian dengan kenaikan 145,08 persen YtD, sementara PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) menguat 38,71 persen.