IDXChannel - Kehadiran holding BUMN Pangan diprediksi akan menjadi pemangkas inefisiensi BUMN Pangan selama ini, sekaligus memberi nilai tambah melalui sinergi sektor-sektor seperti pembiayaan dengan adanya konsolidasi aset, sektor operasional melalui akselerasi dan efisiensi serta kapabilitas melalui sharing informasi dan sumber daya.
Dalam seminar yang bertajuk "Kiat Sukses Membangun Budaya dan Organisasi Holding Dalam Integrasi Bisnis BUMN Pangan", Ignasius Jonan, Komisaris PT Unilever Indonesia, Tbk (UNVR), menyampaikan bahwa klaster pangan sejatinya adalah klaster atau holding paling kompleks karena banyak rantai pasok yang terkait satu sama lain dengan tujuan yangg sama yakni pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.
"Kalau untuk pangan sih menurut saya itu klaster yang paling kompleks dibanding klaster BUMN yang lain, karena stakeholder-nya banyak, regulatornya banyak, pemainnya banyak, skalanya mulai dari kingdom sampai sangat raksasa. Dan ini tantangan buat Pak Eko dan tim, harus bisa menaruh klaster ini menjadi leading atau mewarnai dari pengadaan pangan atau penyediaan pangan untuk bangsa menurut saya. Tapi saya yakin ini akan memakan waktu, tapi mudah-mudahan beliau bisa," ungkapnya kepada IDX Channel, pada Selasa (8/9/2020).
Sebelumnya, Jonan mengatakan bahwa Jepang dan Thailand bisa mengembangkan pangan dengan baik dan bisa menjadi contoh untuk pangan di Indonesia terutama dalam holdingisasi agar tercipta struktur yang solid dan terarah.
"Mungkin bukan menjadi contoh ya, tapi menjadi acuan, menjadi goals, bahwa mestinya BUMN klaster pangan ini dalam waktu yang sesingkat-singkatnya itu bisa juga menjadi pendorong bahwa kita ini swasembada pangan yang betul," pungkasnya. (*)