sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Laba Bank Danamon Turun Rp1,8 T di Semester I/2019

Market news editor Fahmi Abidin
26/07/2019 14:30 WIB
Laba bersih PT Bank Danamon Tbk (BDMN) tercatat mengalami koreksi sepanjang semester pertama 2019.
Laba Bank Danamon Turun Rp1,8 T di Semester I/2019. (Foto: Ist)
Laba Bank Danamon Turun Rp1,8 T di Semester I/2019. (Foto: Ist)

IDXChannel - Laba bersih PT Bank Danamon Tbk (BDMN) tercatat mengalami koreksi sepanjang semester pertama 2019. Hal tersebut bisa terjadi diperkirakan lantaran besarnya biaya dana atau cost of fund.

”Laba bersih yang tergerus karena tingginya biaya dana (cost of fund) perusahaan yang mengalami kenaikan sebesar 1% atau 100 bps sejak tahun lalu,” terang Direktur Keuangan Danamon Satinder Ahluwaliya (24/7).

Berdasarkan laporan kinerja keuangan perseroan disebutkan, laba bersih perseroan di paruh pertama turun 10% secara year on year menjadi Rp1,81 triliun dari Rp2,01 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara di sisi lain, total kredit yang berhasil disalurkan perusahaan mencapai di semester satu 2019 mencapai Rp148 triliun, naik 11% secara year on year. Penyaluran kredit ini disumbang dari kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh 28% menjadi Rp8,8 triliun, kredit perbankan korporasi, perbankan komersial dan institusi keuangan naik 15% menjadi Rp44,3 triliun.

Segmen UKM juga mengalami peningkatan sebesar 15% menjadi Rp35 triliun. Tercatat kredit bermasalah (non perfprming loan/NPL) Danamon di akhir Juni 2019 mencapai 3,2% turun dari 3,3% secara year on year.

Pasca merger dengan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk, perseroan mulai fokus memperluas bisnisnya. Dimana Bank Danamon berpotensi menampung beberapa portofolio tambahan dari BNP yakni perluasan nasabah segmen korporasi. Menurut Satinder, bank Danamon mampu meraih tambahan kredit dari segmen korporasi BNP sekitar Rp 5 - 10 triliun.

“Di bawah MUFG akan lebih bagus, ditambah sinergi korporasi dari perusahaan Jepang dan global. Dan kelihatannya tahun ini cukup besar. Bukan berbentuk proyek, tapi kredit modal kerja, kredit jangka menengah (midterm loan) dan supply chain. Untuk longterm, kami tidak masuk ke situ,” imbuhnya. (*)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement