IDXChannel – Emiten distributor bio solar dan produk minyak mentah PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mencetak pertumbuhan laba bersih mencapai 96 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 1,56 triliun untuk kinerja periode 9 bulan pertama tahun ini (kuartal III 2022).
Menurut rilis pers perusahaan, Senin (24/10/2022), kinerja yang kuat ini didukung oleh pertumbuhan 100 persen pada pendapatan AKRA yang mencapai Rp 34,6 Triliun, yang didorong oleh pertumbuhan penjualan di segmen perdagangan dan distribusi.
AKRA juga terus mempertahankan neraca yang kuat dan dengan arus kas yang lebih baik. Ini terlihat dari metrik net gearing perusahaan mencapai (minus) 0,13x dengan saldo kas yang kuat sebesar Rp4,37 triliun per 30 September 2022
Presiden Direktur AKRA Haryanto Adikoesoemo menjelaskan, “Kami sangat senang melaporkan hasil keuangan yang sangat baik untuk 9 bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2022; AKR terus memberikan hasil yang kuat di tahun 2022 melanjutkan kinerja yang kuat sejak tahun 2020 ketika ekonomi dibuka setelah pembatasan Pasca Covid.”
Dengan logistik dan infrastruktur rantai pasokan yang luas serta strategi manajemen rantai pasokan yang disiplin, kata Haryanto, AKR telah berhasil mengirimkan produk untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan tepat waktu di tengah disrupsi global dan supply chain.”
Haryanto melanjutkan, model bisnis AKRA yang teruji waktu dan didukung oleh Platform IT yang inovatif telah memungkinkan perusahaan untuk mengelola fluktuasi harga, memelihara persediaan, dan menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan.
AKR juga, kata dia, telah mempertahankan pengendalian biaya yang ketat dan meningkatkan efisiensi yang juga mendorong perusahaan untuk memberikan hasil yang kuat.
Posisi keuangan AKRA per 30 September 2022 juga kuat dengan basis aset sebesar Rp26,67 triliun, “yang terdiri dari aset lancar, aset tetap dan juga investasi di Tanah yang siap jual dan tanah yang sedang dikembangkan di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE)”.
Lebih lanjut, saldo kas per 30 September 2022 sebesar Rp 4,37 triliun, imbuh Haryanto, “dengan pengurangan lebih lanjut pada hutang neto Perusahaan dapat memposisikan diri dengan baik di saat inflasi global dan kenaikan suku bunga.”
Soal Proyek JIIPE
KEK JIIPE, demikian ujar Haryanto, kawasan industri dan Pelabuhan terintegrasi yang dikembangkan oleh Perseroan di Gresik, Jawa Timur juga telah menunjukkan peningkatan minat dari investor domestik dan asing.
“Dengan senang hati kami informasikan bahwa Perseroan telah memenuhi target pemasaran penjualan tanah seluas 40 hektar untuk tahun 2022 dengan penandatanganan perjanjian jual beli tanah dan perjanjian lainnya terkait penyediaan utilitas dan jasa yang dibutuhkan oleh investor asing besar yang kami harap dapat dicatat di Q4 2022. Laporan perkembangan proyek smelter tembaga terbesar yang sedang dikembangkan oleh PT Freeport Indonesia, juga memberikan pertanda baik bagi prospek JIIPE,” beber Haryanto.
Secara total, kata dia, JIIPE telah menyewakan lahan seluas 193,5 Ha untuk proyek ini dan AKRA juga sedang mempersiapkan semua kebutuhan utilitas yang akan mendorong recurring income (pendapatan berulang) di masa depan.
Prospek dan Outlook 2022
Soal prospek dan outlook 2022, Haryanto menjelaskan, “Permintaan bahan kimia dasar dan produk BBM yang didistribusikan oleh Perseroan ke berbagai sektor ekonomi termasuk manufaktur, pertambangan, bunker, sektor transportasi terus mengalami peningkatan seiring dengan perekonomian Indonesia yang terus menunjukkan pertumbuhan.”
Di samping itu, lanjut dia, permintaan mineral seperti nikel, bauksit, tembaga dan juga batubara yang ditambang di Indonesia semakin meningkat dengan kondisi geopolitik saat ini dan era transisi ke energi terbarukan.
“Perseroan melihat prospek pertumbuhan yang baik dan kami yakin dapat memenuhi atau melampaui target tahun ini,” kata Haryanto.
Proyek JIIPE melihat permintaan yang baik dari investor asing dan domestik, katanya.
“Melihat prospek yang baik untuk penjualan tanah dari persediaan tanah besar yang siap dijual, kami juga menargetkan investor yang memiliki kebutuhan Pelabuhan, kebutuhan utilitas besar, sehingga dapat mendorong recurring income Perusahaan,” tambah Haryanto.
Secara keseluruhan, pungkasnya, AKRA melihat perkembangan ini memungkinkan perusahaan untuk memonetisasi aset di JIIPE sembari berkontribusi pada keseluruhan pertumbuhan investasi di Tanah Air. (ADF)