Adapun beban terbesar EXCL berasal dari beban penyusutan dan beban infrastruktur masing-masing Rp9,1 triliun (+8 persen) dan Rp6,6 triliun (-0,5 persen).
Sementara itu, beban interkoneksi dan beban langsung lainnya Rp2,3 triliun (+1,8 persen), beban penjualan dan pemasaran Rp1,6 triliun (-12 persen), dan beban gaji dan kesejahteraan karyawan Rp1,3 triliun (+18,7 persen). EXCL juga menanggung beban keuangan Rp2,3 triliun (+6 persen).
Selisih pendapatan dan beban-beban tersebut membuat laba bersih EXCL hingga kuartal III-2024 mencapai Rp1,3 triliun, naik lebih dari 30 persen secara tahunan.
Perlambatan kinerja EXCL pada kuartal III tidak terlepas dari dampak penurunan daya beli masyarakat. Hal tersebut terlihat dari turunnya Average Revenue per User (ARPU) sebesar 2 persen meskipun basis pelanggan XL meningkat.
Dari sisi neraca, posisi kas dan setara kas mencapai Rp1,8 triliun, meningkat dua kali lipat dalam sembilan bulan terakhir. Sementara ekuitas EXCL turun 3 persen menjadi Rp25,7 triliun.
(Rahmat Fiansyah)