Beberapa di antara adalah raksasa tambang PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) senilai Rp1,9 triliun, kemudian emiten Cinema XXI PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA), hingga PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII).
Riset MNC Sekuritas menunjukkan level support IHSG yang perlu diwaspadai berada di area 7.099. “Jika tembus maka IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya menguji 6.931-7.021 untuk membentuk wave (c) dari wave [iv],” terangnya.
Sejumlah emiten energi juga menjadi fokus pasar menyusul meningkatnya serangan ini. Sejatinya, pemerintah melalui Kementerian ESDM telah mewanti-wanti potensi kenaikan harga minyak.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengatakan, pemerintah masih menunggu reaksi dari Israel dan Amerika Serikat terhadap konflik tersebut.
“Kemungkinan besar harga Indonesian Crude Price (ICP) naik menyentuh USD100. Tapi apakah berkelanjutan atau spike berhenti? Saya cenderung menunggu apa reaksi dari Israel dan Amerika terhadap konflik tersebut, jadi masih diskusi. Kemungkinan bisa lebih cenderung untuk spike dalam waktu yang tidak lama," terang Tutuka dalam sebuah webinar.
(YNA)