Sementara, hingga akhir kuartal III-2023, Bank Jago melanjutkan kinerja positif. Dana pihak ketiga (DPK) Bank Jago mencapai Rp10,3 triliun atau tumbuh 41% dibandingkan dengan perolehan DPK per akhir kuartal III 2022 yang sebesar Rp7,3 triliun.
Arief menuturkan, saat ini, Bank Jago memiliki modal Rp8,2 triliun, mungkin salah satu yang tertinggi di industri khususnya segmen perbankan teknologi digital.
"Sehingga kami memiliki kondisi likuiditas yang baik saat ini. Tentunya kami tidak berdiam diri karena dengan kondisi tingkat suku bunga saat ini," ujarnya.
Kenaikan dari suku bunga acuan setahun terakhir dari BI untuk merespons tren kenaikan suku bunga Amerika Serikat oleh The Fed mau tidak mau ada kenaikan di cost of fund.
"Tapi so far, kami bersyukur dari upaya yang kami lakukan di layanan kami bisa tumbuh dari sisi funding," tegas Arief.
Bukan itu saja, kualitas juga sangat baik tercermin dari Current account saving account (CASA) alias dana murah mendominasi komposisi DPK sebesar 73%, sedangkan sisanya merupakan deposito sebesar 27%.