Meski demikian, dalam sebulan terakhir harga nikel masih naik 6,54 persen dan menguat 2,79 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, berdasarkan perdagangan kontrak contract for difference (CFD) yang mencerminkan pasar acuan komoditas tersebut.
Kolumnis Reuters Andry Home mengatakan pada Selasa (23/12), nikel saat ini menikmati penguatan menjelang akhir tahun seiring kembali munculnya harapan bahwa Indonesia mampu menahan laju pertumbuhan produksinya pada 2026.
Menurutnya, kondisi tersebut mencerminkan dinamika pasar nikel saat ini.
Ia menulis, gangguan pasokan dan dislokasi tarif telah mewarnai pergerakan logam dasar di London Metal Exchange (LME) sepanjang tahun ini.
Gambaran permintaan memang belum terlalu menggembirakan, namun tekanan pada rantai pasok tetap mampu mendorong Indeks LME (LMEX), yang mencakup enam kontrak logam dasar di bursa tersebut, ke level tertinggi sejak rekor sepanjang masa pada 2022.
Harga nikel kini berada di level tertinggi dalam lebih dari sebulan, setelah pekan lalu sempat menyentuh posisi terendah dalam lebih dari delapan bulan.