Dengan kepemilikannya tersebut, potensi dividen yang akan dibawa pulang Pak Lo sekitar Rp9,06 miliar.
Ke depan, Lo Kheng Hong tetap optimistis terhadap kinerja Gajah Tunggal. Apalagi, valuasi Gajah Tunggal masih murah alias undervalued, kata sang value investor kawakan tersebut.
“Saya berharap laba Gajah Tunggal bisa meningkat terus di masa depan,” tutur LKH.
Dirinya menambahkan, “valuasi [GJTL] murah. Price-to Earnings Ratio 2,84 x dan Price-to Book value 0,44 x.”
Dengan bermodal keyakinan akan murahnya valuasi perusahaan ban terbesar di Asia Tenggara tersebut, Lo Kheng Hong pun berharap saham GJTL akan kembali menyentuh rekor all-time high (ATH) yang sempat diraih pada Juli 2013, yakni di kisaran Rp3.000-an atau tepatnya di angka Rp3.675 per saham.