Meski demikian, kondisi perlambatan ekonomi yang disertai dengan penurunan tingkat inflasi dapat menjadi angin segar bagi pasar obligasi. Pasalnya, kondisi tersebut akan menimbulkan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter.
“Jadi kalau di pasar obligasi, suku bunganya turun diikuti dengan yield yang turun, jadi marketnya bullish gitu,” ujar Roby.
Outlook Obligasi hingga Akhir 2023
Hingga akhir 2023, pasar obligasi masih mengalami tren bullish. Institusi non bank dan lembaga perbankan disebut sebagai pendorong penerbitan obligasi di dalam negeri.
Roby mengatakan, lembaga perbankan akan lebih banyak menerbitkan surat utang karena secara likuiditas bank lebih rendah, sehingga membutuhkan lebih banyak pendanaan.
Untuk penerbitan obligasi korporasi, tahun ini ada sekitar Rp116 triliun obligasi jatuh tempo. Angka itu lebih rendah jika dibandingkan 2022 lalu yang sebesar Rp147 triliun.