Sementara itu, CASA ratio juga sedikit turun, karena adanya perpindahan alokasi dana ke aset yang memberikan imbal hasil lebih tinggi ditengah kenaikan suku bunga serta adanya penarikan dana untuk pembayaran pajak.
"Kami masih merekomendasikan BUY dengan TP: Rp10.000 (implied PB 4,5x di full year 2023) didorong oleh ruang perbaikan pertumbuhan kredit dan DPK, kualitas aset dan manajemen risiko yang baik, yang terlihat dari penurunan LAR dan NPL, pertumbuhan mobile dan internet banking yang solid, serta tren penurunan restrukturisasi kredit," jelas riset tersebut.
Analisis Keuangan BBCA
Perseroan mencatatkan net interest income (NII) sebesar Rp18,6 triliun di kuartal II-2023 setara dengan NII sebesar Rp37,1 triliun di semester I ini (+24,6% YoY) yang didorong oleh pertumbuhan kredit yang masih positif serta stabilnya NIM.
Sementara itu, laba bersih juga meningkat ke Rp12,6 triliun di kuartal II-2023 atau sebesar Rp24,2 triliun di semester I-2023 Performa positif ini didorong oleh penurunan beban provisi ke Rp422 miliar (-71,1% QoQ; -53,6% YoY) disebabkan oleh perbaikan kualitas aset.
Patut dicermati juga terkait dengan tren positif dari penurunan biaya, di mana CIR turun ke 31,2% (kuartal I-2023: 35,1%). Perseroan menaikkan estimasi NIM ke 5,5-5,7%.
Kredit korporasi mengalami perlambatan. Sementara itu, kredit tercatat sebesar Rp736 triliun (+3,1% QoQ; +9,0% YoY) yang didorong oleh performa positif di segmen consumer, di mana kredit otomotif meningkat ke Rp51,4 triliun (+7,4% QoQ; +19,2% YoY) dan kredit properti juga meningkat ke Rp114,6 triliun (+3,8% QoQ; +12% YoY).