Smelter RKEF ZHN dan proyek AIM diharapkan akan berproduksi setelah proses pembangunannya rampung pada pertengahan kedua tahun 2023. Adapun HNMI akan menghasilkan HGNM yang mengandung lebih dari 70% nikel dengan memproses low-grade nickel matte yang di produksi smelter RKEF. Nikel matte merupakan bahan baku utama untuk prekursor baterai dan Nikel Kelas 1.
HNMI saat ini telah beroperasi komersial dan diharapkan akan mulai memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan MBMA di semester kedua 2023. Pada 2022, sumber pendapatan utama MBMA berasal dari penjualan NPI ke pasar luar negeri serta domestik, masing-masing sebesar USD270,33 juta dan USD185,4 juta.
Produksi NPI tersebut berasal dari smelter RKEF milik PT Cahaya Smelter Indonesia dan PT Bukit Smelter Indonesia yang masing-masing memiliki kapasitas terpasang 19.000 ton Ni dalam bentuk NPI per tahun. Sehingga dengan beroperasinya smelter RKEF ZHN, maka total kapasitas terpasang yang dimiliki MBMA akan mencapai 88.000 ton Ni per tahun.
Sepanjang 2022, MBMA mencatat pendapatan sebesar USD455,74 juta dengan laba tahun berjalan senilai USD37,85 juta. Per 31 Desember 2022, total aset perusahaan telah mencapai sebesar USD2,42 miliar.
(FRI)