Sementara itu, realisasi harga minyak rata-rata sebesar USD81 per bbl, sedangkan harga gas rata-rata sebesar USD7 per mmbtu.
Dari sisi operasional, Medco Energi mencatatkan produksi migas sebesar 153 mboepd, atau di atas proyeksi tetapi lima persen lebih rendah dari semester I-2023.
Penurunan produksi ini lantaran berkurangnya hak kelola Corridor setelah perpanjangan PSC, permintaan gas yang lebih rendah di Singapura dan divestasi Blok 12W Vietnam, tetapi sebagian diimbangi oleh volume minyak yang lebih tinggi dari Blok 60 Oman dan Natuna.
Adapun MEDC merealisasikan belanja modal sebesar USD188 juta, untuk pengeboran sumur produksi di Blok 60 Oman, melanjutkan pengembangan di Natuna, Corridor, dan proyek geothermal Ijen. Sejalan dengan itu, MEDC mencatatkan EBITDA USD650 juta dengan utang bersih terhadap EBITDA 1,7 kali, lalu kas dan setara kas USD653 juta.
Direktur Utama Medco Energi, Hilmi Panigoro menambahkan, pembagian dividen MEDC meningkat 16 persen untuk tahun buku 2023 dengan total USD70 juta atau Rp45 per saham.
“Saya sangat senang dengan hasil yang dicapai Perseroan di semester pertama 2024. Akuisisi Oman berjalan dengan baik, dan dividen yang lebih tinggi baru-baru ini menunjukkan komitmen kami yang berkelanjutan untuk memberikan imbal balik kepada para pemegang saham," kata Hilmi.
(DESI ANGRIANI)