Pada Jumat, BI melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk mempertahankan rupiah, dan berjanji untuk menggunakan kebijakan moneter untuk menstabilkan mata uang RI.
BI pada April lalu mengumumkan kenaikan suku bunga yang mengejutkan pasar sebagai respons terhadap penurunan tajam nilai tukar rupiah.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penurunan teranyar rupiah saat ini tidak berarti BI akan menaikkan suku bunga lagi pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 19-20 Juni. Tetapi, kata Josua, hal ini membuat BI cenderung tidak melakukan pelonggaran moneter dalam waktu dekat.
Bank sentral telah menaikkan suku bunga sebanyak 275 basis poin sejak pertengahan 2022.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Edi Susianto mengatakan, penurunan nilai tukar rupiah pada Jumat ini terkait dengan ekspektasi bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama, serta kekhawatiran terhadap kebijakan fiskal pemerintah yang akan datang.