IDXChannel – Laba bersih PP Presisi (PPRE) meningkat 34,5% year on year (yoy) menjadi sebesar Rp144,5 miliar pada akhir September 2022, dari sebesar Rp107,4 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Seiring dengan peningkatan total ekuitas pada akhir September 2022 sebesar 4,2% dari Rp2,9triliun menjadi Rp3,1triliun. Pendapatan Perseroan juga meningkat sebesar 40,1% yoy dari Rp1.8triliun
sembilan bulan pertama 2021 menjadi Rp2,6triliun selama sembilan bulan pertama 2022.
Peningkatan pendapatan tersebut mayoritas berasal dari proyek-proyek infrastruktur maupun jasa pertambangan masing-masing sebesar 63,5% dan 27,3% seiring dengan fokus bisnis Perseroan pada kedua lini bisnis civil work dan mining
services.
Sedangkan untuk lini bisnis supporting yaitu pada structure work, production plant dan rental equipment total kontribusi pendapatan sebesar 9,2%.
“Proyek-proyek infrastruktur tersebut terdiri dari Proyek Jalan Tol Cinere-Jagorawi, Proyek Jalan Tol Indrapura-Kisaran, Proyek Peningkatan Jalan Empunala, Proyek Bandara Kediri, Proyek Revitalisasi Bandara Halim, Proyek Tol Cisundawu dan Proyek Kawasan Industry Batuta serta
peningkatan kinerja operasional pada proyek-proyek jasa pertambangan salah satunya berasal dari Proyek Weda Bay," ujar Arif Iswahyudi Direktur Keuangan dan Manrisk PP Presisi Selasa (1/11/2022).
Pendapatan dari segmen usaha jasa pertambangan berkontribusi sebesar Rp720,6miliar, lebih besar dari tahun lalu sebesar Rp32,6miliar yang mana hal ini akan menambah optimisme dan kepercayaan diri kami sebagai sumber recurring income.
"Kami juga membukukan laba joint venture
atas proyek pembangunan Bandara Dhoho Kediri yang berasal dari entitas anak kami, LMA sebagai kontraktor utama sekaligus menjadi lead of consortium sebesar Rp21,4miliar pada triwulan ketiga ini," tambah Arif.
Total asset perseroan meningkat 10% dari sebesar Rp7,02triliun (31 September 2021) menjadi Rp7,74triluin (31 September 2022) seiring dengan pembiayaan capex pembelian alat berat yang digunakan untuk mendukung proyek jasa pertambangan.
Beberapa rasio keuangan terutama untuk rasio leverage juga mengalami pergerakan, seperti debt service ratio bergerak dari 1,13 (31 Des 2021) menjadi 2,11 (30 September 2022), ebitda to Interest coverage dari 4,7 (31 Des 2021) menjadi 4,9 (30 September 2022) dan DER Interest Bearing dari 0,72 (31 Des 2021) menjadi 0,78 (30 September 2022).
Adapun total debt meningkat 13,1% dari sebesar Rp2,15triliun (31 Desember 2021) menjadi Rp2,4triliun (30 September 2022) seiring dengan penambahan hutang obligasi yang digunakan untuk pembelian alat berat untuk mendukung proyek jasa pertambangan.
"Namun kami tetap menjaga current ratio tetap meningkat dari 1,19 menjadi 1,34. Posisi keuangan kami juga mengalami penguatan yang ditandai dengan peningkatan ratio profitabilitas pada ratio ROA meningkat 19,25% dari 2,0% menjadi 2,5% serta ROE meningkat 25,9% dari 4,9% menjadi 6,2%," jelas dia.
Peningkatan kinerja maupun perolehan kontrak baru pada segmen usaha jasa pertambangan, kami harapkan dapat terus meningkat pada triwulan berikutnya dan menjadi sumber recurring income yang dapat meningkatkan pertumbuhan berkelanjutan," tutup Arif.
(SAN)