ACX awalnya mendasarkan pertukaran DLT pada industri penerbangan melalui Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA).
Pertukaran tawaran/penawaran berfungsi seperti pertukaran perdagangan komoditas untuk menciptakan transparansi harga. Selain itu, perdagangan karbon di bursa jenis ini memungkinkan pelaku pasar untuk Mark-to-Market nilai karbon dalam portofolio mereka.
Pengembangan platform digital pada bursa ini juga memungkinkan investor dengan mudah mengelola aset dalam portofolio mereka.
Lebih dari 62% klien ACX berasal dari Singapura, sedangkan di bawah 55% proyek pertukaran karbon ACX berasal dari Australia.
ACX saat ini memiliki enam kelas aset karbon yang dapat diperdagangkan, berikut daftarnya:
Tak hanya ACX, beberapa bursa karbon juga telah lama ada seperti Carbon Trade Exchange (CTX). Bursa ini adalah salah satu pemain paling awal di pasar karbon global sejak 2009.
Tidak seperti pertukaran karbon lainnya, CTX adalah pertukaran spot berbasis anggota dengan berbagai peserta. Mulai dari broker individu dan pengembang proyek hingga perusahaan besar.
CTX memungkinkan perdagangan kredit dari beberapa standar industri yang berbeda termasuk Standar Emas, Standar Karbon Terverifikasi Verra, dan Mekanisme Pembangunan Bersih PBB (UNFCCC). Registri BioCarbon adalah tambahan terbaru, per April 2022.
Pertukaran kredit karbon dalam kredit CTX tersedia dalam empat mata uang: GBP, AUD, USD, dan EUR.
Pembeli dapat membeli dan menghentikan kredit dalam jumlah 100 ton CO2e, yang merupakan volume perdagangan minimum CTX. Pertukaran karbon lainnya memiliki minimal setara 1.000 ton, atau 1.000 kredit.
CTX telah memperdagangkan ratusan juta ton offset C02e sejak aktivitas perdagangan pertamanya pada tahun 2017. Dua kredit teratas yang paling banyak diperdagangkan adalah kredit bersertifikasi Verra dan CTX CER. Berikut beberapa bursa karbon yang telah beroperasi di beberapa negara:
Di Indonesia, Direktur CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan, OJK pun perlu hati-hati dalam merumuskan aturan penyelenggara bursa karbon.
“Kita tentu melihat bahwa pemain bursa karbon ke depan bisa muncul perusahaan teknologi sebagai penyelenggara yang bukan bagian dari bursa efek. Inovasi yang muncul di ekosistem bursa karbon perlu difasilitasi oleh OJK,” kata Bhima dalam keterangan resmi, Selasa (18/4/2023).
Bhima menekankan, jika pelaksanaan bursa karbon dibatasi hanya pada BEI dikhawatirkan akan menghambat laju inovasi dan kedalaman pasar karbon. Karena kebingungan dari mekanisme bursa karbon menjadi disinsentif bagi pelaku pasar yang ingin terlibat. (ADF)