Dari laporan keuangannya, kerugian di kuartal I-2024 lantaran pendapatan bersih WIKA menurun 18,75 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp3,53 triliun, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,34 triliun.
Adapun, sumber pendapatan WIKA pada periode tersebut berasal dari bidang infrastruktur dan gedung sebesar Rp1,53 triliun, industri Rp1,15 triliun, industri plant Rp585,97 miliar, hotel Rp192,28 miliar, realty dan properti Rp33,02 miliar, serta investasi Rp35,81 miliar.
Kondisi serupa juga dialami emiten bersandi saham WSKT, di mana perusahaan membukukan rugi menjadi Rp939,5 miliar pada paruh pertama semester satu tahun ini. Kerugian itu naik 150,59 persen dibandingkan periode serupa 2023, yakni Rp374,93 miliar.
Pencatatan keuangan negatif ini didorong oleh meningkatnya beban keuangan yang terkerek hingga 56,17 persen menjadi Rp1,09 triliun. Adapun, WSKT mengantongi pendapatan usaha sebesar Rp2,17 triliun di kuartal I-2024, turun 20,27 persen secara tahunan dari kuartal I-2023, yaitu Rp2,73 triliun.