Selain itu, proyek smelter aluminium yang dijadwalkan mulai beroperasi pada 2026 diperkirakan menjadi katalis pertumbuhan jangka panjang bagi perusahaan.
Meski demikian, Indo Premier menyoroti risiko perlambatan ekonomi China yang berpotensi menekan permintaan batu bara metalurgi.
"Valuasi ADMR saat ini cukup menarik dengan rasio harga terhadap laba (P/E) 2025 sebesar 6 kali, lebih rendah dibandingkan rata-rata satu tahun sebesar 7,5 kali dan emiten batu bara metalurgi global yang berada di kisaran 8-12 kali," kata Indo Premier. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.