Saat itu, kurs rupiah merosot 83,3% dari Rp 2.500 per dollar AS di pertengahan 1997 menjadi Rp 15.000 di 1998. Harga barang impor melonjak beberapa kali lipat sehingga inflasi melambung 77% pada 1998. Pertumbuhan ekonomi terjun bebas menjadi minus 13% dari 4,7% .
Tidak sedikit emiten yang rugi triliunan rupiah akibat selisih kurs di 1998. IHSG anjlok 65,3% dari 740,8 merosot ke 256,8. Perlu waktu waktu 5 hingga 6 tahun untuk kembali ke posisi semula.
Setelah krisis 1998, Indonesia kembali menghadapi krisis di tahun 2008. Saat itu IHSG turun taham 60,7% ke 1.111 dari 2.747 di akhir 2007.
Tidak hanya di pasar saham, tekanan berat juga menghantam obligasi global pemerintah. Akibat minimnya cadangan devisa yang hanya sekitar US$ 50 miliar. Kemudian kurs rupiah yang merosot hingga Rp12.000 per dollar AS.
Sepanjang 2008, total kapitalisasi pasar di BEI susut jadi Rp 1.076 triliun, dari Rp1.988 triliun.