Volume transaksi juga merosot. Jika pada tahun 2019, volume transaksi sebesar 36.534.971.048, tahun 2020 turun 27.495.947.445. Ini mencerminkan sebagian besar perilaku investor wait and see. Investor khawatir atras kondisi pasar di masa mendatang.
Kepanikan investor diperparah dengan munculnya berbagai mutasi dari virus Covid-19, seperti Delta lalu Omicron. Keduanya muncul pada tahun 2021 hingg 2022.
Jadi, faktor apa saja yang memengaruhi pasar modal, khususnya pada masa pandemi Covid-19?
Dilansir dari bi.go.id, ada beberap faktor penting yang memengaruhi pasar modal, yang pertama, stimulus kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dan bank sentral.
Dalam konteks kebijakan moneter, bank sentral melakukan pelonggaran kuantitatif (quantitative easing) dengan membeli surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah. Pelonggaran ini dapat memengaruhi performa pasar modal sebuah negara.