Meski ada kenaikan dari sisi pembayaran komisi maupun pencadangan yang signifikan, tetapi pendapatan underwriting TUGU masih dapat tumbuh 32 persen menjadi Rp977 miliar hingga 31 Agustus 2024.
Pada periode yang sama, TUGU juga mencatatkan kenaikan total beban underwriting sebesar 23% menjadi Rp381 miliar, namun laju kenaikannya serta biaya underwriting lain yang masih lebih rendah dibanding pendapatannya membuat marjin underwriting meningkat 38 persen secara tahunan menjadi Rp 596 miliar.
Prestasi lain yang juga dicapai oleh anak usaha PT Pertamina (Persero) ini adalah pendapatan investasi yang juga tumbuh positif. Mengacu pada laporan keuangan bulanan induk yang tidak diaudit, pendapatan investasi TUGU tumbuh 22 persen menjadi Rp253 miliar.
Di saat pendapatan dari segmen asuransi maupun investasi naik, beban usaha TUGU justru turun 13 persen menjadi Rp287 miliar. Faktor inilah yang menyebabkan terjadinya peningkatan laba usaha perseroan.
"Ini menjadi salah satu bukti bahwa TUGU semakin efisien secara operasional. Perusahaan juga mampu mengelola risiko dengan baik sehingga rasio klaim dapat dijaga di level yang membuat marjin underwriting semakin tebal," ujar Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis.