Andreas mengatakan, kinerja penjualan semen di enam bulan pertama tahun ini menunjukkan perbedaan performa pada emiten semen. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencatatkan penjualan semen domestik di semester I-2024 mencapai 14,01 juta ton, turun 1,5 persen secara tahunan. Pangsa pasar SMGR di pasar domestik turun menjadi 50 persen.
Sementara itu, penjualan semen PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP) justru naik 9,6 persen menjadi 8,23 juta ton. Hal ini ditopang penjualan semen di Jawa yang tumbuh 14,7 persen menjadi 5,45 juta ton sementara Luar Jawa mencatat penjualan 2,78 juta ton, tumbuh tipis 0,7 persen.
"Pangsa pasar INTP di semester I-2024 naik 2 basis poin menjadi 29,4 persen," kata Andreas.
Penjualan semen INTP yang positif terefleksikan dari pendapatan neto pada semester I yang mencapai Rp8,1 triliun, naik 2 persen secara tahunan. Meski begitu, laba bersih INTP turun 38 persen menjadi Rp435 miliar akibat bengkaknya beban pokok pendapatan dan beban usaha.
Sementara pendapatan SMGR turun 3,6 persen dari Rp17 triliun menjadi Rp16,4 triliun seiring penurunan penjualan. Di tengah meningkatnya biaya, penurunan pendapatan itu menekan laba bersih SMGR hingga 42 persen menjadi Rp501 miliar.