Penjualan domestik SMGR turun 1,5 persen menjadi 14 juta ton sementara penjualan ekspor turun 0,6 persen menjadi 2,9 juta ton. Secara umum, penjualan semen SMGR turun 1,3 persen menjadi 16,9 juta ton.
"Segmen ritel (kantong) turun 4,4 persen dan semen curah tumbuh positif 6,3 persen," kata Helen.
Pertumbuhan penjualan semen curah atau bulk ditopang oleh proyek-proyek infrastruktur pemerintah, terutama pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Helen melihat ibu kota baru bakal menjadi katalis bagi kinerja SMGR ke depan.
"SMGR mengamankan saluran penjualan semen lewat KLN dan Bina Karya dengan potensi 70 persen pangsa pasar dengan perkiraan volume semen 0,7-0,8 juta ton per tahun," kata Helen.
Hal ini menjadi salah satu pertimbangannya untuk merekomendasikan BELI pada harga saham SMGR dengan target harga Rp5.000. Target tersebut mengindikasikan potensi kenaikan harga (upside) 23 persen dari posisi saat ini Rp4.050.