Selain itu, peningkatan fundamental di Amerika Serikat (AS) dan China mendorong optimisme atas ekspektasi permintaan minyak mentah pulih kembali karena ekonomi mulai bergerak dan pembatasan wilayah dibuka kembali.
China juga secara signifikan meningkatkan impor minyak mentahnya sehingga membantu mendukung permintaan minyak global.
"Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut maka pemerintah mengusulkan asumsi ICP dalam RAPBN tahun 2022 sebesar USD63 per barel," tuturnya. (RAMA)