Pada 2021, tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen tercatat sebesar 1,87%. Angka ini dinilai rendah karena berada di bawah kisaran target 3±1% (yoy) yang telah ditetapkan. Terkendalinya inflasi pada 2021 dipengaruhi antara lain karena belum kuatnya permintaan domestik sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
Hal tersebut seiring dengan adanya pembatasan pergerakan guna mencegah penyebaran virus corona. Selain itu, memadainya pasokan serta sinergi kebijakan Bank Indonesia dan pemerintah di pusat dan daerah dalam menjaga kestabilan harga, juga turut menjadi faktor yang memengaruhi.
Melansir publikasi dari ekon.go.id, untuk inflasi bulanan, inflasi Desember 2021 mengalami peningkatan sebesar 0,57% (mtm). Capaian ini merupakan angka tertinggi sepanjang 2021, yang dipengaruhi pergerakan seluruh komponen inflasi.
Komponen volatile food (VF) pada Desember 2021 mengalami inflasi 2,32% (mtm) atau 3,20% (yoy) dengan andil 0,38%. Komoditas VF yang dominan memiliki andil terhadap inflasi Desember 2021 antara lain cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, cabai merah, dan minyak goreng.
Kenaikan harga minyak goreng cukup mencengangkan. Sepanjang 2021, total andil minyak goreng terhadap inflasi umum sebesar 0,31%. Naiknya harga minyak goreng telah terjadi sejak Juli 2020, sebesar 46,32%. Per 31 Desember 2021, menurut data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga minyak goreng per 31 Desember 2021 sudah mencapai Rp19.900 per liter. Kenaikan harga minyak goreng ini merupakan dampak dari naiknya harga CPO. (FHM)