sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Minyak Mentah, Emas, dan CPO Naik, Batu Bara Tertekan

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
20/11/2023 12:08 WIB
Harga sejumlah komoditas diperdagangkan bergama pada awal pekan, Senin (20/11/2023).
Minyak Mentah, Emas, dan CPO Naik, Batu Bara Tertekan. (Foto: Freepik)
Minyak Mentah, Emas, dan CPO Naik, Batu Bara Tertekan. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga sejumlah komoditas diperdagangkan bergama pada awal pekan, Senin (20/11/2023). Pekan lalu, data ekonomi China yang mengecewakan terus mengurangi sentimen konsumen untuk sektor komoditas.

Kekhawatiran yang lebih besar mengenai perlambatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan pendapatan di China juga muncul, terutama ketika perusahaan-perusahaan memperingatkan akan melemahnya laba dan prospek yang kurang optimis.

Sentimen perang Israel-Hamas juga memberikan prospek pasar komoditas. Israel dan Hamas hampir mencapai kesepakatan yang ditengahi Amerika Serikat (AS) yang akan membebaskan puluhan perempuan dan anak-anak yang disandera di Gaza. Kesepatakan ini juga memungkinkan adanya jeda pertempuran selama lima hari. (Lihat grafik di bawah ini.)

Minyak

Minyak mentah berjangka WTI menguat di atas USD76,4 per barel pada perdagangan awal pekan ini. Minyak mentah berjangka Brent naik menjadi sekitar USD81 per barel di waktu yang sama.

Kondisi ini melanjutkan kenaikan dari sesi sebelumnya karena investor menantikan pertemuan OPEC+ pada akhir pekan, di mana kelompok tersebut diperkirakan akan memperdalam pengurangan pasokan minyak untuk mendukung harga energi ini.

Pada Jumat, harga minyak mentah melonjak sekitar 4 persen setelah OPEC+ mengatakan kepada Reuters bahwa mereka sedang mempertimbangkan apakah akan melakukan pengurangan pasokan tambahan dalam pertemuan pada 26 November mendatang.

Analis juga memperkirakan Arab Saudi dan Rusia akan melanjutkan pemotongan sukarela tambahan pada awal tahun depan.

Namun, harga minyak masih turun sekitar 20 persen dari harga tertingginya pada September di tengah tanda-tanda pasokan yang kuat dan premi risiko perang yang ditimbulkan oleh konflik Israel-Hamas memudar.

Data terbaru juga menunjukkan melonjaknya persediaan minyak mentah di AS, sementara Rusia baru-baru ini mencabut larangan ekspor bensin.

Emas

Emas stabil di atas USD1.982 per troy ons pada Senin (20/11) setelah naik lebih dari 2 persen pada minggu lalu. Harga emas didukung oleh berkurangnya inflasi AS yang meningkatkan harapan bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) telah mencapai akhir dari siklus pengetatan.

Sementara. para pedagang kini mengalihkan fokus mereka ke potensi penurunan suku bunga tahun depan.

Bank sentral AS secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah lagi pada pertemuan Desember. Sementara pasar melihat peluang 30 persen bahwa The Fed dapat mulai menurunkan suku bunga pada awal Maret 2024.

Di Asia, People's Bank of China (PBoC) mempertahankan suku bunga pinjaman pada penetapan November seperti yang diperkirakan secara luas.

Suku bunga dasar pinjaman (loan prime rate/LPR) satu tahun, yang merupakan fasilitas pinjaman jangka menengah yang digunakan untuk pinjaman korporasi dan rumah tangga, tidak berubah pada rekor terendah sebesar 3,45 persen.

Sementara, suku bunga lima tahun, yang menjadi acuan untuk hipotek, dipertahankan pada 4,2 persen untuk bulan kelima berturut-turut.

Keputusan tersebut diambil setelah bank sentral pada pekan lalu mempertahankan suku bunga antar bank jangka menengah tetap stabil karena data aktivitas perekonomian China sepanjang Oktober yang beragam.

Dengan hambatan dari sektor properti yang semakin dalam meskipun ada banyak langkah stimulus dari pihak berwenang.

Batu Bara

Batubara berjangka Newcastle diperdagangkan di level USD 123,25 per ton pada perdagangan akhir pekan lalu. Harga batu bara disebut tengah mendekati titik terendah dalam dua tahun sebesar USD117 yang dicapai pada 1 November lalu.

Penurunan harga batu bara ini terutama disebabkan oleh kelebihan pasokan di pasar batu bara China, yang disebabkan oleh peningkatan produksi dalam negeri dan lonjakan besar impor batub ara.

China dilaporkan telah meningkatkan produksi batu bara sejak krisis listrik 2021 untuk mencegah terulangnya krisis listrik, dan produksi tahun ini berada di jalur yang tepat untuk mencetak rekor baru.

Situasi ini semakin diperburuk dengan peningkatan impor batu bara sebesar 73 persen selama sembilan bulan pertama tahun ini, yang didorong oleh pasokan global yang lebih terjangkau.

Akibatnya, pasar batu bara telah berubah dari situasi kelangkaan yang terjadi beberapa tahun lalu. Kondisi ini sempat menyebabkan kekurangan listrik secara luas dan menyebabkan pasokan batu bara tersedia dalam jumlah besar.

CPO

Pada perdagangan awal pekan, tercatat harga CPO berjangka di Malaysia untuk kontrak Desember 2023 berada di level MYR3.949 per Metrik Ton (MT) pada perdagangan awal pekan.

Harga CPO pekan lalu sempat ditutup melemah pada akhir perdagangan Jumat (17/11) di bursa berjangka Malaysia. Harga minyak sawit turun imbas pelemahan minyak kedelai dan harga minyak mentah yang juga masih dalam tren bearish.

Sementara, dalam sepekan lalu, harga kontrak berjangka minyak sawit itu masih menguat 1,05 persen.

Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) turun MYR223 per MT atau 5,34 persen sejak awal 2023, menurut perdagangan contract for Difference (CFD) yang melacak pasar acuan untuk komoditas ini.

Pelemahan harga CPO pada akhir pekan lalu juga menghentikan reli yang terjadi empat hari beruntun sebelumnya.

Secara historis, harga CPO mencapai angka tertinggi sepanjang masa yaitu MYR7.268 per MT pada Maret 2022. (ADF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement