“OPEC+ memegang kendali. Anda bisa berargumentasi bahwa masih banyak lagi yang akan terjadi,” kata Saad Rahim, kepala ekonom di Trafigura, dikutip WSJ.
Kartel tersebut telah meningkatkan tekanan terhadap pasar minyak selama berbulan-bulan, tetapi hingga saat ini tindakan mereka diimbangi oleh kekhawatiran mengenai resesi global dan pertumbuhan Tiongkok yang lesu, yang membuat harga minyak diperdagangkan dalam kisaran yang cukup sempit.
Acuan minyak global Brent telah naik 25% pada kuartal ini dan diperdagangkan di atas USD95 per barel dalam beberapa hari terakhir.
Strategi untuk mengurangi produksi sangatlah berisiko karena produsen minyak besar bisa kehilangan pangsa pasarnya karena kalah dengan negara-negara pesaingnya. Jika kekurangan tersebut tidak mampu mendongkrak harga, maka mereka bisa mengalami penurunan pendapatan yang besar.
Biaya produksi minyak di Arab Saudi dan Rusia tergolong rendah, dengan rata-rata USD9,30 dan USD12,80 per barel tahun lalu, menurut perkiraan Rystad Energy. Biaya rendah tersebut berarti sebagian besar pendapatan ekspor minyak dapat diubah menjadi keuntungan.