Yosua juga memandang Mitratael memiliki keunggulan kondisi keuangan yang sehat dengan DER 0,9 kali per semester I-2021 dan rasio net debt/EBITDA 2,3 kali.
EV/EBITDA Mitratel juga diperkirakan sebesar 15,8 kali dibandingkan dengan rata-rata EV/EBITDA global sekitar 23 kali tahun ini.
“Kondisi keuangan yang sehat tentu akan mendukung ekspansi perseroan. Langkah ekspansi tentu akan mudah dicapai setelah mendapatkan dukungan dana dari hasil IPO saham dengan target penggunaan sebagian dana untuk akuisisi 6.000 menara baru,” terangnya.
Mitratel diproyeksikan bakal menawarkan pertumbuhan EBITDA yang pesat pada 2022, berkat akuisisi 4.798 menara milik Grup Telkom.
Mengukur kinerja saham secara teknikal, Research Analyst MNC Sekuritas, Aqil Triyadi melihat masih ada koreksi lanjutan dari emiten MTEL untuk perdagangan ke depan.