Peningkatan aktivitas tambang tersebut salah satunya dipicu oleh meningkatnya permintaan dan harga batubara yang saat ini mencapai USD220 per tahun.
Mengacu pada penjualan tahun lalu, industri/pasar yang paling banyak memesan gas pada SBMA adalah industri pertambangan sebesar 30%. Kemudian engineering procurement and construction (EPC), shipyard dan fabrikasi sebesar 19%. Selanjutnya industri migas sebesar 10%, sektor Petrokimia, laboratorium dan inspeksi 13%, sektor kesehatan dan personal 10%, dan lainnya 18%.
Seperti diketahui, SBMA memproduksi gas industri seperti gas oksigen, gas nitrogen, dan gas acetylene. Perusahaan ini juga melayani pengisian dan distribusi gas industri lainnya seperti gas karbondioksida, argon, helium, hidrogen dan berbagai gas industri lainnya sesuai kebutuhan pelanggan.
Iwan meyakini sebagai perusahaan manufaktur penyedia gas industri, permintaan produk dari SBMA akan meningkat tajam. Terlebih pemerintah merencanakan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur sehingga kebutuhan pembangunan infrastruktur akan semakin tinggi.
Hal ini menjadi peluang bagi SBMA untuk menjual produk gas industri khususnya untuk pengelasan, acetylene.