IDXChannel – Sebagian besar bank Wall Street diprediksi akan membukukan laba pada kuartal I-2023 yang lebih rendah seiring dengan krisis perbankan Amerika Serikat (AS). Meski begitu, perbankan di Indonesia diproyeksi tetap mencatatkan laba yang solid pada periode ini.
Krisis perbankan AS sebagai akibat kolapsnya Sillicon Valley Bank (SVB) hingga bank regional serta perlambatan ekonomi negara tersebut diperkirakan bakal mengganggu profitabilitas sektor perbankan AS.
Sebagaimana disebutkan oleh Reuters, laba per saham (earnings per share, EPS) pada enam bank terbesar di AS diperkirakan akan turun hingga 10 persen secara year on year.
Sementara, akses ke dana murah (CASA), yang menguntungkan bank besar imbas nasabah memindahkan dana dari bank-bank kecil akibat krisis SVB, kemu kemungkinan akan mendorong pendapatan bunga bersih (NII) untuk bank-bank raksasa Paman Sam.
Lebih lanjut, sejumlah bank diprediksi bakal mengalami penurunan EPS pada kuartal I-2023, seperti JP Morgan, Wells Fargo, hingga Bank of America.
Namun, adanya kondisi keuangan yang lebih ketat didorong oleh perekonomian yang melambat menyebabkan pertumbuhan pinjaman hingga kredit melemah.
Dengan demikian, bank-bank tersebut dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan penyisihan (provisi) atas potensi kerugian.
Akibatnya, perbankan AS bakal menjadi lebih defensif dalam mengambil langkah yang mengarah pada revisi penurunan pendapatan bunga bersih.
Hal ini tentunya menjadi sentimen negatif bagi saham-saham perbankan, terutama saham Goldman Sachs Group Inc (GS.N) dan Morgan Stanley (MS.N).
Reuters melaporkan, laba per saham Goldman turun hingga seperlima, setelah mengalami laba bersih yang merosot hingga 69 persen pada kuartal IV-2022.
Bank RI Diproyeksi Catatkan Kinerja Solid di Kuartal I-2023
Walaupun perbankan AS diprediksi bakal mengalami laba yang tertekan di kuartal I-2023, perbankan Tanah Air justru diproyeksi akan membukukan kinerja solid di periode ini.
Melansir riset BRI Danareksa Sekuritas bertajuk “Banking: Still on a Solid Footing” yang diterbitkan pada Rabu (5/4), bank RI diproyeksi membukukan laba kumulatif pada kuartal I-2023 dengan pertumbuhan 13,4 persen.
“Pertumbuhan tersebut didukung oleh kredit yang naik hingga 10,5 persen yoy, peningkatan net interest margin (NIM) sebesar 5,9 persen hingga penurunan biaya kredit tahunan sebesar 174bps,” tulis riset tersebut.