Sedangkan, faktor lain yang mendorong pertumbuhan pendapatan sektor ini adalah pertumbuhan pinjaman yang bakal naik menjelang musim libur lebaran, pertumbuhan beban operasional sebesar 8 persen, hingga cost to income ratio (CIR) lebih rendah, yakni mencapai 42,5 persen.
Dengan demikian, BRI Danareksa masih memberikan rating overweight bagi sektor ini.
Sementara, sekuritas ini memilih PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) karena memiliki prospek return on average equity (ROAE) yang menarik, yaitu 19,6 persen dengan dividend pay out ratio (DPR) sebesar 60 persen dan manajemen risiko yang baik.
Berbeda dengan BRI Danareksa, Mandiri Sekuritas memproyeksikan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) memimpin tingkat pertumbuhan laba bersih pada kuartal I-2023.
Menurut Mandiri Sekuritas dalam risetnya dengan tajuk “Banking 1Q23 Preview: Peaking Rates but No Peaking ROE” yang dirilis pada Senin (10/4), pertumbuhan laba bersih kedua bank tersebut di kuartal I-2023 diperkirakan mencapai 23,4 persen hingga 45,9 persen yoy.
“BBNI dan BBCA dapat memimpin pertumbuhan laba bersih karena dapat mempertahankan NIM yang lebih baik serta mempertahankan pertumbuhan pinjaman yang solid,” tulis Mandiri Sekuritas.
Selain kedua bank tersebut, bank big four lainnya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga diproyeksikan akan membukukan laba bersih yang bertumbuh pada kuartal I-2023 sebesar 2,4 persen hingga 16,2 persen, meski lebih lambat.
Sedangkan return of equity (ROE) dari bank big four Tanah Air pada tahun 2023-2024 diperkirakan menjadi yang tertinggi di Asia Pasifik, yakni mencapai 15 persen hingga 20 persen sejalan dengan pertumbuhan EPS emiten.
Periset: Melati Kristina
(ADF)