IDXChannel – Saham emiten ‘anak baru’ bursa, PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) dibuka ambruk menyentuh auto reject bawah (ARB) 10 persen pada Senin (6/2).
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (6/2) pukul 10.30 WIB mencatat, emiten yang baru melantai di bursa pada hari ini tersebut anjlok hingga 10 persen ke level Rp90/saham.
Adapun, volume saham NAYZ yang diperdagangkan pada periode ini mencapai 148,09 juta saham dengan nilai transaksi sebesar Rp13,58 miliar.
Asal tahu saja, emiten industri makanan bayi tersebut menetapkan harga penawaran awal sebesar Rp100 per saham.
Dengan harga tersebut, emiten tersebut mengincar dana segar dari penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sebesar Rp61,20 miliar.
Mengutip data BEI, NAYZ termasuk emiten yang masuk dalam pencatatan papan akselerasi. Selain NAYZ, terdapat emiten papan akselerasi lainnya yang juga mencatatkan kinerja buruk pada saat melantai di bursa.
Tercatat, dari 12 emiten papan akselerasi yang listing di bursa pada 2022 hingga awal 2023, terdapat tujuh emiten yang ambles menyentuh ARB di hari pertama melantai di BEI.
Sebut saja, PT Lavender Bina Cendekia Tbk (BMBL), PT Mitra Tirta Buwana Tbk (SOUL), dan PT Klinko Karya Imaji Tbk (KLIN) merupakan emiten yang harga sahamnya anjlok hingga 10 persen pada saat melantai perdana di bursa. (Lihat tabel di bawah ini.)
Selain emiten di atas, PT Sumber Mas Konstruksi Tbk (SMKM) dan PT Utama Radar Cahaya Tbk (RCCC) mencatatkan harga saham yang ambles masing-masing sebesar 9,85 persen dan 9,63 persen pada saat listing di bursa.
Informasi saja, SMKM pertama kali melantai di bursa pada 9 Maret 2022. Kendati demikian, harga sahamnya jatuh menjadi Rp238/saham dari harga IPOnya, yakni Rp264/saham.
Sementara, harga saham RCCC juga ambles dari harga IPOnya, yakni Rp135/saham menjadi Rp122/saham pada penutupan 2 Agustus 2022.
Sedangkan saham papan akselerasi lainnya yang anjlok menyentuh ARB di hari pertama melantai di bursa adalah PT Isra Persisi Indonesia Tbk (ISAP).
Menurut data BEI, harga saham ISAP anjlok hingga 9,38 persen menjadi Rp87/saham pada perdagangan 9 Desember 2022 lalu.
Kendati sebagian besar emiten papan akselerasi mencatatkan kinerja saham yang loyo pada hari pertama melantai di bursa, terdapat dua emiten yang sahamnya melesat menembus auto reject atas (ARA) 10 persen ketika listing perdana di bursa.
Emiten tersebut adalah PT Indo Boga Sukses Tbk (IBOS) dan PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO), yang sahamnya masing-masing melesat hingga 10 persen pada hari pertama melantai di bursa.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.