IDXChannel — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal Indonesia mencapai Rp142,6 triliun hingga akhir Juni 2025.
Dari total tersebut, sebesar Rp8,49 triliun berasal dari 16 emiten baru yang melakukan penawaran umum perdana (IPO).
“Masih dalam tren yang positif, tercatat nilai penawaran umum mencapai Rp142,6 triliun dengan Rp8,49 triliun di antaranya merupakan fundraising dari 16 emiten baru,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK, Selasa (8/7/2025).
Selain IPO dan penawaran umum terbatas dari emiten, penggalangan dana di sektor pasar modal juga diperkuat oleh pertumbuhan mekanisme securities crowdfunding (SCF).
Hingga 25 Juni 2025, terdapat 18 penyelenggara SCF yang telah mengantongi izin dari OJK. Menurut data OJK, jumlah penerbitan efek di SCF mencapai 851 dari 525 penerbit, dengan total pemodal 182.635 investor.
“Dana SCF yang dihimpun dan teradministrasi di KSEI tercatat sebesar Rp1,6 triliun,” kata dia.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan, sektor jasa keuangan tetap terjaga stabil di tengah ketidakpastian geopolitik global.
Dia merujuk pada laporan lembaga internasional terkait penurunan proyeksi ekonomi global tahun 2025 dan 2026.
“Bank Dunia dan OECD menilai bahwa ketidakpastian perkembangan geopolitik masih membayangi prospek pemulihan ekonomi ke depan,” kata Mahendra.
Mahendra juga mengingatkan, perkembangan tarif dari Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia, menjadi faktor global yang sedang dicermati.
“Keputusan dari Amerika Serikat berkaitan dengan tingkat tarif kepada sejumlah negara-negara lain, termasuk Indonesia,” ujarnya.
(Dhera Arizona)