“Kalaupun ada masukan-masukan baru, kami akan mencoba menyesuaikan dengan langkah-langkah itu di kemudian hari,” kata Rony.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur NICL Suhartono menjelaskan terkait lonjakan harga saham sebesar 202,86 persen dalam satu bulan terakhir. Kenaikan signifikan harga saham perseroan dipengaruhi oleh mekanisme pasar yang tidak bisa diprediksi oleh manajemen.
“Mekanisme pasar saat ini dipicu oleh keterbukaan informasi posisi keuangan dan kinerja NICL kepada publik,” kata Suhartono.
Melansir laporan keuangan per Maret 2025, perseroan mencatatkan pertumbuhan penjualan hingga 365,67 persen menjadi Rp543,91 miliar, dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp116,79 miliar. Sejalan dengan itu, laba perseroan juga melonjak tajam dari sebelumnya Rp12,19 miliar menjadi Rp192,85 miliar.