Selain itu, pembagian dividen juga tidak mengganggu perseroan memenuhi kewajibannya kepada kreditur atau mengganggu kegiatan usaha perseroan.
Per 31 Maret 2025, total kekayaan bersih alias ekuitas NICL tercatat Rp1,07 triliun. Setelah pembagian dividen interim, kekayaan bersih perseroan diproyeksikan menjadi Rp909,6 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan posisi modal disetor dan cadangan wajib yang sebesar Rp446 miliar.
Saham NICL hingga siang ini bergerak stagnan di level Rp1.290 per saham, mengindikasikan dividend yield sebesar 1,16 persen. Sejak awal tahun, saham NICL tercatat menguat hampir 400 persen.
(Rahmat Fiansyah)