sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Panasnya Konflik Israel-Palestina Bikin Harga Minyak Melesat ke Level Tertinggi dalam Sepekan

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
15/10/2023 19:49 WIB
Harga minyak mentah tercatat melonjak ke level tertinggi dalam seminggu terakhir seiring dengan berkembangnya konflik di Israel selatan dan Gaza,
Panasnya Konflik Israel-Palestina Bikin Harga Minyak Melesat ke Level Tertinggi dalam Sepekan
Panasnya Konflik Israel-Palestina Bikin Harga Minyak Melesat ke Level Tertinggi dalam Sepekan

IDXChannel - Harga minyak mentah berjangka Brent mencapai USD91 per barel pada penutupan perdagangan Jumat (13/10/2023) atau naik 7,7 persen sepanjang minggu ini. 

Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di level USD 87,8 per barel atau meningkat 6,14 persen, berdasarkan data Trading Economics.

Harga minyak mentah tercatat melonjak ke level tertinggi dalam seminggu terakhir seiring dengan berkembangnya konflik di Israel selatan dan Gaza, sehingga meningkatkan risiko geopolitik di Timur Tengah. (Lihat tabel di bawah ini.)

Menteri Luar Negeri Iran mengeluarkan peringatan keras, yang menyatakan bahwa militan yang didukung Teheran mungkin akan membuka front baru dalam konflik Israel-Hamas yang sedang berlangsung jika blokade terhadap Gaza terus berlanjut. 

Harga minyak mentah melonjak pada Jumat setelah menteri luar negeri Iran mengatakan bahwa militan Hizbullah dapat membuka front baru dalam perang Israel jika blokade Gaza dan serangan terhadap warga sipil terus berlanjut. Hizbullah mengatakan, mereka sepenuhnya siap untuk melakukan tindakan apa pun terhadap Israel ketika waktunya tiba.

Selain itu, AS juga memberlakukan sanksi pertama terhadap pemilik kapal tanker yang membawa minyak Rusia dengan harga di atas batas harga G7 sebesar USD60 per barel untuk menegakkan tindakan yang dimaksudkan untuk menghukum Rusia atas invasi ke Ukraina.

Sementara itu, data resmi menunjukkan persediaan minyak mentah AS melonjak 10,176 juta barel pada pekan lalu dan merupakan yang terbesar sejak Februari, namun pasokan di pusat penyimpanan di Cushing, Oklahoma turun.

Tak hanya itu, penurunan cadangan minyak mentah pada penyimpanan terapung juga mendorong sentimen bullish bagi harga minyak. 

Data mingguan dari Vortexa pada Senin lalu menunjukkan bahwa jumlah minyak mentah yang disimpan di seluruh dunia pada kapal tanker terapung setidaknya selama seminggu turun 15 persen menjadi 70,04 juta bbl pada 6 Oktober dan menjadi angka terendah dalam 10 bulan.

Sentimen negatif bagi minyak mentah di antaranya adalah kemungkinan pencabutan sanksi terhadap Venezuela, yang dapat menambah pasokan minyak mentah di pasar global. 

Hal ini disampaikan laporan Bloomberg yang mengatakan bahwa AS bersedia mencabut sejumlah sanksi minyak dan perbankan terhadap Venezuela dengan imbalan langkah-langkah untuk mengontrol harga minyak mentah. 

Ketatnya pasar minyak diperkirakan akan terus berlanjut karena perpanjangan pengurangan produksi OPEC+. Arab Saudi baru-baru ini mengatakan akan mempertahankan pengurangan produksi minyak mentah sepihak sebesar 1,0 juta barel per hari hingga Desember 2023. 

Langkah ini akan menjaga produksi minyak mentah Arab Saudi sekitar 9 juta barel per hari, yang merupakan level terendah dalam tiga tahun. 

Rusia juga baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan mempertahankan pengurangan produksi minyak mentah sebesar 300 ribu barel per hari hingga Desember tahun ini. 

Arab Saudi dan Rusia pada Rabu (11/10) juga mengumumkan akan mempertahankan pengurangan produksi minyak mentah hingga akhir tahun. Produksi minyak mentah OPEC pada September sedikit berubah, naik 50 ribu barel per hari menjadi 27,97 juta barel per hari.

(RNA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement