sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pasar Global Bersiap Hadapi Dampak Meluasnya Konflik di Timur Tengah.

Market news editor Febrina Ratna
16/10/2023 06:48 WIB
Konflik di Timur Tengah antara Israel-Hamas mempertajam fokus investor global pada meningkatnya risiko geopolitik di pasar keuangan.
Pasar Global Bersiap Hadapi Dampak Meluasnya Konflik di Timur Tengah. (Foto: MNC Media)
Pasar Global Bersiap Hadapi Dampak Meluasnya Konflik di Timur Tengah. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Konflik di Timur Tengah antara Israel-Hamas mempertajam fokus investor global pada meningkatnya risiko geopolitik di pasar keuangan. Investor pun menunggu apakah konflik tersebut meluas ke negara lain berpotensi menaikkan harga minyak lebih lanjut dan memukul ekonomi dunia.

Terlebih lagi setelah pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (15/10/2023) yang bersumpah untuk “menghancurkan Hamas” ketika militernya mempersiapkan operasi darat di Gaza untuk membasmi kelompok militan tersebut. Serangan mematikan yang dilakukan Israel melalui kota-kota perbatasan Israel telah mengejutkan Palestina.

Di sisi lain, harga minyak melonjak hampir 6% pada Jumat (13/10/2023), karena investor memperkirakan kemungkinan konflik Timur Tengah yang meluas. Indikator pertama reaksi terhadap perkembangan akhir pekan kemungkinan besar akan muncul ketika minyak mulai diperdagangkan di Asia pada pekan depan.

“Sepertinya kita sedang menuju invasi darat besar-besaran ke Gaza dan memakan banyak korban jiwa,” kata Ben Cahill, peneliti senior di Program Keamanan Energi dan Perubahan Iklim di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) dilansir dari Reuters, Senin (16/10/2023). 

"Kapan pun Anda menghadapi konflik sebesar ini, Anda akan mendapat reaksi pasar," lanjutnya. 

Reaksi pasar dalam sepekan terakhir relatif tenang, meskipun mata uang syikal Israel mendapat pukulan besar. “Saya tidak tahu apakah pasar akan tetap berperilaku baik,” kata Erik Nielsen, kepala penasihat ekonomi grup di UniCredit. 

“Hal ini hampir pasti bergantung pada apakah konflik terbaru ini masih bersifat lokal atau justru meningkat menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas,” tambahnya.

S&P 500 (.SPX) turun 0,5% pada hari Jumat. Aset-aset safe-haven melihat pembelian emas naik lebih dari 3% pada hari Jumat dan dolar AS menyentuh level tertinggi satu minggu.

Bernard Baumohl, kepala ekonom global di The Economic Outlook Group di Princeton, New Jersey, memproyeksi konflik yang meluas juga kemungkinan akan menyebabkan inflasi dan sebagai produk sampingannya, suku bunga di seluruh dunia semakin meningkat.

Dia melanjutkan, meskipun inflasi dan suku bunga di negara-negara lain kemungkinan akan meningkat dalam skenario terburuk ini, Amerika Serikat bisa menjadi pengecualian karena investor asing mengalirkan modal ke tempat yang mereka anggap sebagai tempat berlindung yang aman selama konflik global, kata.

“Suku bunga bisa turun. Perkirakan dolar akan menguat," ujarnya.

Di Eropa, para ekonom mengatakan kemungkinan kenaikan suku bunga Bank Sentral Eropa masih tinggi. Perang antara kelompok Islam Hamas dan Israel menimbulkan salah satu risiko geopolitik paling signifikan terhadap pasar minyak sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu.

“Jika perang Ukraina mengajarkan kita sesuatu, maka kita tidak boleh meremehkan dampak geopolitik,” kata ekonom Eropa Nomura, George Moran, dalam podcast bank tersebut minggu depan.

Pasar energi lainnya dapat terkena dampaknya, seperti yang terlihat dalam perkembangan terkini seperti Chevron (CVX.N) yang menghentikan ekspor gas alam melalui pipa bawah laut utama antara Israel dan Mesir. Kenaikan harga minyak sepertinya tidak akan berdampak signifikan terhadap harga gas atau belanja konsumen AS, kata para analis.

Namun situasinya perlu dipantau, kata Jack Ablin, kepala investasi di Cresset Capital. “Jika tiba-tiba produksi minyak berkurang atau transportasi minyak terganggu maka hal ini tentu akan menimbulkan masalah tidak hanya bagi perekonomian tetapi juga pasar,” katanya.

Minyak, saham perusahaan minyak dan komoditas pada umumnya dan emas pada khususnya dapat berfungsi sebagai lindung nilai yang efektif bagi investor, kata Ablin.

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement