Kedua pasar tersebut telah mengalami penurunan aktivitas IPO yang konsisten selama beberapa tahun terakhir. Sejauh ini hanya terdapat 10 IPO pada tahun 2024 di Hong Kong, dengan dua di antaranya berukuran melebihi USD100 juta, yang merupakan nilai terendah dalam sejarah sejak tahun 2010 dalam hal pendapatan.
Adapun Jepang menjadi satu-satunya pasar di Asia-Pasifik yang mengalami sedikit peningkatan jumlah transaksi pada kuartal pertama, dengan Indeks Nikkei mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada bulan Februari.
Di seluruh Asia Tenggara, aktivitas IPO juga tidak terlalu besar, dengan total 38 transaksi menghasilkan dana sebesar USD1,0 miliar, turun dari 51 transaksi yang menghasilkan dana sebesar USD1,4 miliar pada kuartal 1 2023.
Bursa di Asia Tenggara yang paling aktif pada kuartal 1 2024 adalah Indonesia (20 IPO mengumpulkan USD224 juta), Malaysia (9 IPO menghasilkan USD279 juta) dan Thailand (6 IPO menghasilkan USD273 juta).
Selama kuartal tersebut, Filipina, Singapura, dan Sri Lanka masing-masing melakukan 1 IPO di bursa mereka, yang masing-masing menghasilkan dana sebesar USD202 juta, USD20 juta, dan USD2 juta.