“Kekhawatiran terhadap permintaan meningkat karena ekspektasi bahwa penurunan suku bunga AS kemungkinan akan tertunda dan data ekonomi China yang lebih lemah dari perkiraan,” kata Hiroyuki Kikukawa, presiden NS Trading, salah satu unit Nissan Securities, dikutip Reuters.
“Karena pasar telah meningkat hingga minggu lalu karena kekhawatiran pasokan di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, agresi Iran yang relatif terkendali tidak memberikan alasan untuk melakukan pembelian,” imbuhnya.
Investor tengah menanti tanggapan Israel terhadap serangan Iran baru-baru ini.
Para pemimpin militer Israel menekankan perlunya tindakan, sementara para pejabat Eropa dan Amerika Serikat (AS) menyerukan Israel untuk menahan diri agar tidak menimbulkan peperangan yang lebih luas.
Negara-negara Barat dan Arab menasihati Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar tidak melakukan tindakan pembalasan dan memperingatkan kemungkinan kerugian terhadap kepentingan Israel.
Perlu diketahui, Timur Tengah menyumbang sepertiga pasokan minyak global, dan Iran adalah salah satu produsen minyak terbesar OPEC. Iran dilaporkan memproduksi minyak mentah lebih dari 3 juta barel per hari pada 2023.