China berada di urutan kedua dengan 16 persen dari total global. Bank-bank komersial lokal memegang porsi terbesar dari obligasi yang beredar, sementara kepemilikan asing masih cukup rendah. Minat asing terhadap obligasi China melambat pada 2022 di tengah ketegangan geopolitik di Ukraina dan imbal hasil yang lebih rendah.
Seperti yang ditunjukkan tabel di atas, Jepang memiliki pasar utang terbesar ketiga. Bank sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) memiliki sebagian besar obligasi pemerintahnya. Kepemilikan bank sentral mencapai rekor 50 persen karena penyesuaian kebijakan pengendalian kurva imbal hasil yang diperkenalkan pada 2016.
Kebijakan ini dirancang untuk membantu meningkatkan inflasi dan mencegah penurunan suku bunga. Ketika inflasi mulai meningkat pada 2022 dan investor obligasi mulai menjual, investor harus meningkatkan imbal hasil untuk memacu permintaan dan likuiditas. Penyesuaian ini mengirimkan gelombang kejutan ke pasar keuangan.
Di Eropa, Perancis merupakan negara dengan pasar obligasi terbesar dengan total utang sebesar USD4,4 triliun setara dengan Rp68.640 triliun, melampaui Inggris yang berjumlah sekitar USD150 miliar senilai Rp.2.340 triliun. (ADF)