Untuk pendapatan pihak ketiga dari referensi dokter sepanjang 2023 mencapai Rp14,43 miliar, turun dari Rp17,92 miliar pada 2022. Adapun, pendapatan pihak ketiga dari pelanggan individu mencapai Rp13,01 miliar per akhir 2023, turun dari Rp14,64 miliar pada 2022.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan sepanjang 2023 turun menjadi Rp85,89 miliar dari Rp97,88 miliar pada 2022.
Untuk jumlah aset per 31 Desember 2023 mencapai Rp271,47 miliar, jumlah liabilitas sebesar Rp75,88 miliar, dan jumlah ekuitas Rp195,59 miliar.
Di sisi lain, DGNS sepanjang 2023 tidak membagikan dividen meskipun meraup laba Rp12,66 miliar. Kebijakan tersebut diambil seiring rencana perusahaan yang telah menganggarkan sejumlah pengembangan usaha, yang tentunya membutuhkan modal dan investasi yang cukup signifikan.
"Dengan besarnya kebutuhan belanja modal perseroan seiring rencana ekspansi yang telah disiapkan, maka RUPS sepakat tidak membagi dividen atas laba bersih perseroan pada tahun buku 2022," ujar Direktur Utama DGNS, Mesha Rizal Sini, dalam keterangan resminya, usai pelaksanaan RUPS pada 19 Juni 2023 lalu.
Perseroan berencana membangun laboratorium Central dan kantor pusat dengan kebutuhan dana sebesar Rp25 miliar. Kebutuhan dana tersebut dipenuhi dari perpaduan antara penggunaan kas internal dan pinjaman perbankan.
Kedua, pembangunan outlet dan pembelanjaan modal alat-alat teknologi dan sistem internal perusahaan sebagai bentuk pengembangan bisnis perusahaan sebesar Rp7,46 miliar.
Lalu, kebutuhan ketiga yaitu pembayaran investasi ke Asa Ren PTE LTD untuk pengembangan bisnis genomic, sebesar Rp4,5 miliar.
"Di mana dengan besarnya kebutuhan belanja modal perseroan, maka RUPS tidak membagi dividen atas laba bersih perseroan pada tahun buku 2022," kata Mesha.
(FRI)