Kendati perseroan mampu memangkas beban usaha lain menjadi Rp308,61 miliar dari Rp751,1 miliar, tetapi gaji dan tunjangan mengalami peningkatan menjadi Rp460,45 miliar, dari Rp246,51 miliar.
Dengan begitu, secara operasional maskapai yang berinduk di Malaysia ini mengalami rugi sebelum pajak sebesar Rp874,20 miliar.
Melihat balance sheet akhir September 2023, CMPP tampak masih mengalami defisiensi modal saat nilai kewajiban utang lebih besar dari asetnya. Tekor modal CMPP meningkat dari semula Rp6,81 triliun pada akhir 2022, kini menjadi Rp7,68 triliun.
Adapun asetnya tumbuh 7,42 persen secara year to date (YtD) di angka Rp5,75 triliun. Sedangkan kewajiban utangnya membengkak 10,45 persen YtD menjadi Rp13,44 triliun.
Akhir September 2023, CMPP memegang kas dan setara kas senilai Rp54,19 miliar. Angka ini bertambah Rp28 miliar dari awal tahun akibat kenaikan kerja operasional, hingga perolehan dana dari penjualan aset tetap.
(RNA)