Kendati URBN mampu memangkas beban penjualan-pemasaran di angka Rp47,8 juta, dari Rp253 juta, tetapi biaya untuk pos umum-administrasi terdongkrak 21,38 persen mencapai Rp20,22 miliar.
Pos yang mayoritas dikontribusikan dari gaji karyawan ini merupakan beban terbesar URBN, di samping biaya keuangan yang mencapai Rp17,7 miliar.
Alhasil, perseroan harus mengalami rugi sebelum pajak senilai Rp36,12 miliar, demikian tersaji dalam laporan keuangan yang diterbitkan Selasa (22/8/2023).
Bagaimana kondisi neraca dan arus kas?
Kerugian yang dialami tampak masih mampu terjaga, menyusul kecukupan saldo laba. Dari jumlah retained earnings akhir 2022 sebesar Rp159,56 miliar, saldo laba yang tersedia mencapai Rp123,5 miliar pada akhir Juni 2023.
Ini mendorong nilai ekuitas URBN terpangkas menjadi Rp1,98 triliun, dari akhir 2022 sebesar Rp2,02 triliun.