Manajemen Garuda menjelaskan, Grup mengalami kerugian sebesar USD385,4 juta dan liabilitas jangka pendek Grup melebihi aset lancarnya sejumlah USD4,07 miliar dan Grup mengalami defisiensi ekuitas sebesar USD2,32 miliar.
Pandemi Covid-19, diikuti dengan pembatasan perjalanan, telah menyebabkan penurunan perjalanan
udara yang signifikan, dan memiliki dampak buruk pada operasi dan likuiditas Grup.
Sebagai bagian dari usaha berkesinambungan untuk menghadapi dan mengelola kondisi diatas, Grup
mengambil langkah-langkah yang telah dan akan dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai berikut:
1. Optimalisasi pendapatan penumpang berjadwal baik rute domestik dan internasional melalui optimalisasi produksi serta strategi dynamic pricing;
2. Meningkatkan pendapatan kargo berjadwal, salah satunya dengan melakukan penerbangan cargo only
selama masa pandemi untuk mengkompensasi penurunan pendapatan dari penumpang sesuai dengan peraturan yang berlaku;