Kemudian, perusahaan merealisasikan penjualan cangkang sawit mencapai Rp2,09 miliar.
Sebagian besar penjualan CPO PGUN mengalir kepada PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR), sementara sisanya diserap oleh PT Kodeco Agrojaya Mandiri.
Beban pokok ikut melandai mengiringi penurunan penjualan, sehingga laba kotor tersisa Rp47,3 miliar, dengan laba operasional senilai Rp32,89 miliar. PGUN menyisakan laba sebelum pajak penghasilan mencapai Rp13,7 miliar.
Dari sisi neraca, tak banyak mengalami perubahan. Nilai aset terpangkas 4 persen ytd menjadi Rp2,4 triliun, sejalan dengan penurunan utang atau liabilitas tersisa Rp827 miliar. Sementara modal bersih masih kokoh Rp1,63 triliun.
Kas yang digenggam per akhir Juni 2024 mencapai Rp15,5 miliar, berkurang signifikan dari awal tahun yang mencapai Rp75,5 miliar, akibat keperluan pembayaran utang hingga perolehan aset tetap.
(YNA)